Manusia memiliki rasio jenis kelamin yang stabil dari waktu ke waktu yakni 1:1 untuk potensi kelahiran laki-laki dan perempuan. Padahal, sebagian besar hewan memiliki rasio jenis kelamin yang sangat bervariasi. Lantas, kenapa manusia memiliki rasio jenis kelamin stabil 1:1?
Seperti yang diketahui, bahwa kromosom seks memainkan peran penting dalam menentukan jenis kelamin makhluk hidup. Manusia memiliki dua jenis kromosom, yakni kromosom X dan kromosom Y.
Setiap manusia mewarisi dua set kromosom dari kedua orang tua mereka. Perempuan memiliki dua kromosom X (XX), sementara laki-laki memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY).
Saat proses pembuahan, sperma hanya membawa salah satu dari kedua kromosom tersebut, yakni X atau Y. Kromosom yang dibawa oleh sperma ini akan menentukan jenis kelamin pada bayi.
Apabila sperma membawa kromosom Y, bayi yang dihasilkan akan berjenis kelamin laki-laki (XY). Sebaliknya, apabila sperma membawa kromosom X, bayi yang dihasilkan akan berjenis kelamin perempuan (XX).
Sperma diproduksi dalam jumlah kromosom X dan Y yang hampir seimbang, memberikan peluang yang sama untuk menghasilkan anak dengan jenis kelamin laki-laki atau perempuan, mendekati rasio 1:1.
Baca juga: Perempuan Punya Harapan Hidup Lebih Lama Ketimbang Laki-laki, Ini SebabnyaBaca juga: Ilmuwan Temukan 'Kromosom Y' Perlahan Menghilang, Apakah Laki-laki Bakal Punah?Rasio Jenis Kelamin pada HewanMengutip Science Alert, hewan pada dasarnya memiliki jumlah kromosom yang mirip dengan manusia, tetapi rasio jenis kelamin mereka seringkali berbeda akibat adanya mutasi genetik.
Mutasi genetik adalah perubahan permanen pada urutan DNA yang membentuk gen. Mutasi ini dapat mempengaruhi berbagai aspek, termasuk rasio jenis kelamin pada hewan.
Dalam hal ini, mutasi genetik menyebabkan terjadinya pemisahan kromosom selama pembelahan sel. Akibatnya, jumlah kromosom yang dihasilkan tidak akan seimbang sehingga memengaruhi rasio jenis kelamin pada hewan.
Misalnya, tungau yang menghasilkan rasio 15:1 yang didominasi oleh jantan, atau lalat buah yang memiliki kromosom X sebesar 95 persen.
Prinsip Fisher Seorang ahli statistik asal Inggris, Ronald Fisher, menjelaskan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan rasio jenis kelamin secara alami menuju angka 1:1, kecuali terdapat faktor evolusi tertentu yang dapat menyebabkan distorsi.
Sebuah makalah baru mencoba menelusuri hal ini dengan mengumpulkan data manusia yang sangat besar. Tujuan pengumpulan data ini adalah untuk mencari variasi gen yang membuat rasio jenis kelamin 1:1 menjadi tidak seimbang.
Prinsip Fisher ini bisa digambarkan yakni, misalnya, jika jenis kelamin laki-laki lebih jarang, orang tua yang secara kebetulan menghasilkan lebih banyak anak laki-laki daripada anak perempuan akan meninggalkan lebih banyak cucu dibandingkan orang tua yang menghasilkan lebih banyak anak perempuan daripada anak laki-laki.
Hasilnya, gen yang memproduksi anak laki-laki akan mendapat dorongan hingga keseimbangan tercapai. Rasio jenis kelamin akan menyeimbangkan kembali mendekati angka 1:1 seiring waktu.
Mengapa Rasio Jenis Kelamin Manusia Terus Stabil?Studi yang diterbitkan oleh The Royal Society pada 16 Oktober 2024, mengungkapkan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa evolusi memengaruhi rasio manusia, sebagaimana yang diterangkan dalam prinsip Fisher.
Dalam studi ini, para peneliti, Siliang Song and Jianzhi Zhang dari Universitas Michigan mengeksplorasi apakah ada penyimpangan dari rasio jenis kelamin 1:1 antara anak laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Mereka menyelidiki data dari Inggris Raya dan menemukan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa evolusi memengaruhi rasio ini.
Meskipun ada beberapa variasi genetik yang dapat memengaruhi rasio jenis kelamin, variasi ini tidak secara konsisten diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan kata lain, meskipun beberapa keluarga mungkin memiliki lebih banyak anak laki-laki atau perempuan, rasio 1:1 tetap berlaku secara keseluruhan.
Song dan Zhang juga menunjukkan bahwa karena setiap keluarga biasanya memiliki jumlah anak yang relatif sedikit, perubahan besar dalam rasio jenis kelamin dapat saling menutupi di banyak keluarga.
Lebih lanjut, mereka mengatakan bahwa kebiasaan monogami dalam masyarakat mungkin memberikan alasan mengapa manusia memiliki rasio 1:1 yang cenderung stabil, membedakannya dengan spesies hewan lain.
Baca juga: Ternyata Ini Rahasia Orang Jepang Panjang Umur, Benarkah karena Matcha? Berkeliling di Laboratorium Penelitian Luar Angkasa China